Devira Asri Berliani - ZONEMANTUL In Love💙



Depoy, ya itulah nama yang selalu disebut ketika orang – orang memanggilku. Seorang anak tunggal yang diberi nama lengkap Devira Asri Berliani ini lahir di Batam 21 November 1997. Kala itu, aku masih berstatus mahasiswa tingkat akhir , dan sedang "SKRIPSI" heheee. Tetapi itu tidak mengahalangi saya untuk mengikuti proses seleksi Kirab Pemuda 2018 hingga aku terpilih menjadi salah satu delegasi untuk Kirab Pemuda 2018. Kenapa kok salah satu? Iya soalnya kali ini aku ga sendiri. Ada Aziz Efendi Lubis yang akan menemani perjalananku selama 73 hari.





Awal perjalanan dimulai dari tanggal 29 Agustus 2018, meninggalkan Provinsi Kepulauan Riau untuk beberapa bulan kedepan. Saat itu, pertama kalinya lah bertemu dengan pemuda – pemudi seluruh Indonesia yang sangat luar biasa. Setelah sampai di PPON Cibubur, selama 73 hari kedepan aku akan berpisah zona dengan Aziz. Aku Zona 1 (Barat) , Aziz Zona 2 (Timur).




  





 Sebelum di pisahkan, kami melalui masa masa pembekalan hingga tanggal 2 September 2018. Saat pembekalan, suatu kebanggaan buatku, bisa mendapatkan bola basket yang langsung ditanda tangani oleh pak Imam Nahrawi, karena berhasil maju kedepan ( hehe waktu itu disuruh nyanyi Meraih Bintang). Terima kasih kepada bapak Imam 

Selanjutnya, siang hari di tanggal 2 itu adalah pengukuhan para peserta, sebelum keberangkatan. Terharu , sangat terharu. Tidak menyangka bisa disini, di tengah – tengah orang orang yang sangat luar biasa. Perjalanan panjangku kali ini akan di temani dengan 44 orang hebat ditambah 5 pendamping luar biasa. Dan dengan sangat bangga kuperkenalkan dengan kalian semua, ZONEMANTUL..... 

3 September 2018 , Perjalananku di mulai dari Sabang (Aceh) hingga nanti titik akhirnya adalah Jakarta. Selama perjalanan Kirab Pemuda 2018 ini banyak sekali perjalanan yang bisa didapat. Oh iya, yang spesial dan berbeda dari Kirab Pemuda 2018 adalah, seluruh peserta dan pendamping tinggalnya di perumahan warga setempat looh, setiap provinsi memunyai orang tua asuh masing – masing. Wah berarti saat ini aku mempunyai 17 orang tua asuh dari setiap daerah di Indonesia :3. Dengan tinggalnya kami di perumahan warga, hubungan kami dengan masyarakat bisa lebih dekat , dan juga dianggap seperti keluarga sendiri. Tidak hanya orang tua asuh, kami juga bertemu dengan pemuda – pemudi hebat dari setiap daerah yang kami kunjungi dan hingga saat ini kami masih berkomunikasi baik dengan orang tua asuh maupun dengan pemuda – pemudi di setiap daerah itu sendiri.

 



Yang paling menyentuh di hati saya adalah bagaimana caranya bertoleransi yang benar, memahami keberagamanan masing – masing dan mencintai dari setiap keberagaman itu sendiri. Karena dengan adanya keberagaman ini, Indonesia makin indah, akan terlihat semakin kaya, akan budayanya. Contohnya saja, ketika kami di haruskan mempunyai penampilan dari setiap zona, kami menggabungkan gerakan tarian dari seluruh bagian Indonesia, tidak hanya itu, pakaian yang kita gunakan juga mencerminkan “Indonesia Banget”, karena dari ujung kepala hingga ujung kaki semuanya hasil karya anak bangsa Indonesia dari seluruh penjuru.


Memang selama kirab ini tidak pernah jauh – jauh dari budaya, Kirab Pemuda juga mengajarkan arti penting untuk menjaga kelestarian budaya salah satunya dengan memperlajarinya, baik itu kesenian, maupun adat istiadat. 

 

 

Tidak hanya itu, Kirab Pemuda juga mengajari bagaimana pentingnya juga hidup bersosial, seperti tolong menolong – gotong royong, saling peduli dan lain -lain. Suatu waktu, aku sangat bersyukur ketika aku datang kesuatu tempat yang bernama Ransel Buku, tepatnya di Palangkaraya – Kalimantan Tengah. Dimana disitu banyak anak yang sudah putus sekolah karena permasalahan perekonomian keluarganya. Ada satu pemuda, sebut saja Ka Fery, beliau berhasil membantu anak – anak disana  dengan dibuatnya taman baca disana yang  akan digunakan anak – anak disana sebagai media pembelajaran.  “Yang diharapkan kedepannya mereka termotivasi untuk selalu belajar dan sekolah,  karena itu adalah dasar mereka nanti untuk menggapai cita – cita mereka.” – ujar ka Feri. Dari sini juga aku belajar bahwa  sukses itu bukan diukur seberapa seringnya kamu keluar kota, tapi seberapa besarnya kamu berpengaruh untuk daerahmu sendiri. 
Menggali potensi pariwisata setiap daerah menjadi hal penting. Karena, setiap titik memang diwajibkan dari setiap peserta untuk membuat kreativitasnya masing – masing. Sungguh kaya Indonesia! Lagi lagi aku bersyukur karena bisa melihat Indonesia lebih dekat. Menjaga lingkungannya, mengabadikannya dan mempromosikannya , merupakan langkah kecilku untuk memperkenalkan Indonesia secara nyata kepada publik.
12 November 2018 pun tiba, semua kembali menemui pasangannya masing – masing dan mempersiapkan acara penutupan di tanggal 15. Tidak ada lagi zona 1 zona 2, tapi kami, Kirab Pemuda 2018. Tangisan mulai pecah di tanggal 15, ketika pak Imam Nahrawi menekan bel yang menyatakan bahwa Kirab Pemuda 2018 telah usai. Itu tandanya , kami harus segera kembali menuju daerah masing – masing dan menjalankan program selanjutnya.
 Terakhir yang ingin kusampaikan, aku mengucapkan terima kasih kepada Dispora Kepulauan Riau, PCMI Kepri, dan teman – temanku yang telah memberikan kesempatan serta mendukungku selama ini. Aku hanya bisa bilang, sampai ketemu di KIRAB PEMUDA 2019!


Btw bagi kalian yang ingin melihat video tentang kegiatan di kirab pemuda 2018, kalian bisa langsung cek di www.instagram.com/depoydevira 

dan jangan lupa follow instagram kami ya, linknya ada dibawah ini :


ENJOOOYY!!!!!

PCMI Kepri

No comments:

Post a Comment