Hallo
semuanya, apa kabar? semoga semuanya sehat selalu dan dalam keadaan bersyukur
ya. kalian yang sedang membaca dan klik link ini aku yakin bahwa kalian adalah
pemuda yang haus akan kebaikan dan pemuda pilihan pastinya. Sebelum lebih jauh,
kita kenalan dulu yuk. Diatas udah ada sih, tapi itu nama lengkap ku, teman
tman bisa memanggil aku feggy, atau yang hits nya selama program berlangsung
aku dipanggil "pegi pegi yuk" dan "alfamart" walaupun aku tidak pernah menanam modal di kedua perusahaan ini, hehehe. Seharusnya mereka bayar royalti karna memakai namaku, udah ah skip gak
begitu menarik seperti membahas kamu dan dia. Ditahun 2018 ini Alhamdulillah
aku diberi kesempatan mengikuti program Kapal Pemuda Nusantara oleh Allah tuhan
yang maha esa melalui seleksi PCMI yang berlangsung di kota Batam saat itu
tepatnya di gedung kanpora kota Batam. Tak pernah dilupakan di setiap tahunnya
pasti akan ada beberapa point yang harus kita siapkan saat seleksi.
Pertama
kesehatan kamu baik itu jasmani dan rohani karena bakal ada test psikolog nya
loh jadi saat itu kamu jangan lupa sarapan ya, kedua berkas administrasi,
ketiga wawasan kebangsaan dan kebudayaan, keempat bahasa Inggris, tapi tunggu
dulu jangan pucat gitu ya PCMI gak pernah mencari gelas yang penuh kok, intinya
kamu mau belajar dan yakin, apalagi kalo kamu ingin ikutan PPAN, kamu harus
lebih yakin yaa, terakhir Mental, ini yang paling penting!! Kalo kamu gak ada
mental point 1-4 hangus ibaratkan kamu udah beli cincin tapi gak brani ktmu
calon mertua, hmmm. Baiklah jangan mundur sebelum perang ya.
Saat
kita nnti lolos setelah seleksi akan ada tahap slanjutnya yang harus kita
jalananin, yaitu pembekalan sblum keberangktan, pembekalan yang dilakukan di
Kepri tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya yang mana biasanya seluruh calon
peserta (kandidat) pembekalan dilakukan secara bersamaan mulai dari kandidat
PPAN, KPN dan Kirab Pemuda. Tapi tahun ini justru KPN belakangan karena ada
beberapa pertimbangan yang saya sendiri gak tau apa yang ditimbang sebenarnya,
hehehe. Training KPN dilakukan hampir dua bulan dengan cara bergantian
Batam-Pinang. Sambil menunggu jadwal keberangkatan feggy gio dan said atau bisa
disebut dengan kami menyiapkan segala sesuatu yang harus dibawa saat program
yang list barang bawaannya telah di cek oleh alumni. Ya memang begitu, bahkan
sampai hal terkecil pun sebelum berangkat akan diperhatikan oleh alumni,
tujuannya apa ? Agar Kepri tetap menjadi yang terbaik dari yang sangat baik.
Kala itu waktu terus berlalu dan mendekati jadwal keberangkatan, saya sudah
semangat datang ke ibukota negri latihan pentas seni selama 11 menit, nyebrang
ke pulau penyengat membeli gantungan kunci gonggong dan ternyata group KPN Sail
samota ramai sekali, pikiran saya ini kayaknya udah gak sabaran ingin ketemu eh
taunya jadwal keberangkatan kita diundur, em em em em emmmm nisa sakban sepuluh
jam. Ok tak ape la ape yang nak dikate kalo dah gini nyate die. Tak lama dari
itu sudah tiga kali perubahan jadwal KPN diubah sampai sail samota telah
selesai dilaksanakan dan kami seluruh peserta Indonesia mulai bingung,
bagaimana kita ini? Mungkin tahun depan berangkat nya, karena sudah dilema
waktu, banyak yang korbanin tes cpnsnya kala itu, wisudanya, sidangnya pokonya
drama korea kala itu hanya kami yang mampu menyaingi. Alumni gak mau melihat
kami sedih, memang ada hikmahnya dari semua ini, segala sesuatunya bisa kami
persiapkan lagi lebih matang seperti pentas seni dan kami dilibatkan dalam
kepanitiaan kirab pemuda yang mana saat malam terakhir kami NP (National
Presentation) yang penonton nya adalah seluruh peserta kirab zona satu, alumni
dan masyarakat kampung pelangi Tanjung Pinang. NP ini wajib dilakukan semua
peserta sebelum berangkat program, PPAN dan Kirab sudah melakukannya terlebih
dahulu saat pembekalan diawal. Kirab telah berangkat duluan, PPAN sudah sampai
di Korea dan akhirnya tanggal 26 Oktober 2018 kami ditakdirkan berangkat dengan
perubahan sail dari SAMOTA menjadi Surabaya, Makassar dan Palu.
Dengan
pakaian A1 lengkap ditambah 4 buah koper ditambah setoples ikan bilis campur
tempe dan membawa masing masing tas kecil gimana? Kebayang gak ia ini rada lucu
kalo dibayangin seperti ini coba sekarang kita bayangin seperti ini dengan
pakaian A1 rapi, menggunakan fantopel hitam, kaus kaki hitam, tali pinggang
hitam, bendera merah putih di sebelah dada kiri, name tag disebelah dada kanan,
dasi merah berbentuk pita, evolet di bahu kanan dan kiri, jilbab hitam dan yang
terakhir peci hitam yang telah terpasang burung garuda yang kami pakai di
kepala kami. Sungguh menjadi suatu kebanggaan bagi kami karena ada nama Kepri
dipundak kami yang harus kami harumkan dan kami jaga saat program berlangsung.
Setibanya di Jakarta kami bertemu dengan delegasi Bangka Belitung dan satu pesawat
menuju Surabaya. Saat tiba di Surabaya sudah banyak teman teman yang telah
sampai dan kita langsung bertegur sapa saat itu karena kita sudah akrab semua
didalam group, itu tadi semua ada hikmahnya. Dihari pertama saat di Surabaya
kita langsung registrasi, pengecekan berkas, pembagian kamar hotel pembagian
perlengkapan KPN mulai dari tas, baju sepatu, topi, buku, ikat pinggang dan
jilbab merah. Tak lupa juga pembagian kelompok, saya dapat kelompok 6 (Laut
Seram) yang anggotanya ada bang Ian (Jambi), bang Zainuri (Jatim), bang Nasa
(Sulbar), kak Ato (NTT), kang Jajuli (Banten), bang Anjas (Kaltara), Al Apghani
(Bengkulu), Subhy (Malut), kak Intan (Sumut), Fiqa (Sumsel), Masnawati (Kaltim)
dan pendamping kelompok bang Iyan (Sultra) beliau alumni KPN sail Tomini yang
belum move on dari sekarang. Selama di Surabaya kita melakukan aktivitas yang
cukup padat mulai dari pembekalan materi, pawai budaya, pentas seni dan
pembukaan secara resmi oleh bapak Menpora Imam Nahrawi. Alhamdulillah waktu itu
saya ditunjuk oleh panitia acara untuk menjadi perwakilan peserta perempuan
untuk penyematan tanda peserta yang dipakaikan langsung oleh bapak Menpora Imam
Nahrawi terharu nya saya bisa berjabat tangan langsung dan ngobrol ringan
dipanggung. Dan Alhamdulillah nya lagi saat itu kami juga tampil pentas seni di
Surabaya bersama 9 provinsi lainnya. Dan sisanya akan tampil di kapal saat
perjalanan menuju Makassar dan di Palu.
Dari
Surabaya menuju Makassar kami menggunakan kapal Pelni doro Londa selama di
kapal kegiatan yang kita lakukan adalah senam pagi, menonton tman tman yang
pentas, mengenal bagian dalam dan luar kapal. Walaupun ditahun ini waktu kami
singkat diatas kapal tapi kami sangat berterimakasih kepada pelni karena telah
memberikan kami pelayanan terbaik nya mulai dari makan tempat pentas, tempat
tidur yang nyaman pokoknya aku padamu
deh. Sesampainya di Makassar kita seluruh peserta dan panitia menginap di hotel
arthama untuk melanjutkan pembekalan trauma healing dan barang donasi yang
harus dipersiapkan untuk Palu, Sigi dan Donggala. Jangan terkejut, tahun ini
memang kita lebih banyak di hotel, lebih banyak didaratnya daripada di laut dan
dikapal. Kami hanya bisa berenang didalam kolam berenang, tak seperti tahun
sebelumnya yang bisa berenang di air asin ssmbil menikmati terumbu karang, tapi
santai itulah program 😊
beda tahun beda cerita beda tahun beda petualang, bukan sedih yang kami
dapatkan karena perubahan visi misi KPN yang semulanya kebaharian menjadi
kemanusiaan melainkan kebanggaan untuk kami peserta 2018 bisa melihat langsung
kondisi Palu saat itu,
"Bersatu untuk Indonesia berbakti untuk Ibu Pertiwi"
itulah slogan kami saat awal bertemu sampai detik ini. Di Makassar kita benar
benar dilatih mulai dari dinamika kelompok, diskusi dan berbicara. Softskill
yang belum tentu kita dapatkan di dunia pendidikan. Perjalanan dari Makassar ke
Sulteng sekitar 36jam dengan menggunakan bus, di KPN menyebutnya dengan Tayo,
memang kemaren si tayo lagi tren topik sampai ada yang sakit karena kutukan
hei... Hei... Tayoo 😅.
Selama perjalanan kita berenti sebentar di Sulbar disambut oleh KAKPN Sulbar.
Kita makan siang secara terpimpin di Sulbar, sholat Jumat dan mampir sebentar
ke pantai Manakarra hanya untuk jepret jepret lalu naik lagi ke Tayo masing
masing dan melanjutkan perjalanan kembali. Jarak yang kami tempuh kurang lebih
1000km ya bukan 1000kg. Hanya tayo ku yang mengerti kejadian ini 😂. Tak lama
diperjalanan jeedeeerrr ban tayo ku bocor, kesempatan untuk teman teman yang
mau beli jajan dan ke toilet, tayoku saat itu pintar memilih tempat untuk bocor
tau aja disebelah
ada warung buka 😂.
Hehehe. Setelah diperbaiki kita lanjutkan lagi perjalanan dan tibalah di
Sulteng sekitar pukul 3 subuh.
Dari
Surabaya menuju Makassar kami menggunakan kapal Pelni doro Londa selama di
kapal kegiatan yang kita lakukan adalah senam pagi, menonton tman tman yang
pentas, mengenal bagian dalam dan luar kapal. Walaupun ditahun ini waktu kami
singkat diatas kapal tapi kami sangat berterimakasih kepada pelni karena telah
memberikan kami pelayanan terbaik nya mulai dari makan tempat pentas, tempat
tidur yang nyaman pokoknya aku padamu
deh. Sesampainya di Makassar kita seluruh peserta dan panitia menginap di hotel
arthama untuk melanjutkan pembekalan trauma healing dan barang donasi yang
harus dipersiapkan untuk Palu, Sigi dan Donggala. Jangan terkejut, tahun ini
memang kita lebih banyak di hotel, lebih banyak didaratnya daripada di laut dan
dikapal. Kami hanya bisa berenang didalam kolam berenang, tak seperti tahun
sebelumnya yang bisa berenang di air asin ssmbil menikmati terumbu karang, tapi
santai itulah program 😊
beda tahun beda cerita beda tahun beda petualang, bukan sedih yang kami
dapatkan karena perubahan visi misi KPN yang semulanya kebaharian menjadi
kemanusiaan melainkan kebanggaan untuk kami peserta 2018 bisa melihat langsung
kondisi Palu saat itu, bersatu untuk Indonesia berbakti untuk Ibu Pertiwi
itulah slogan kami saat awal bertemu sampai detik ini. Di Makassar kita benar
benar dilatih mulai dari dinamika kelompok, diskusi dan berbicara. Softskill
yang belum tentu kita dapatkan di dunia pendidikan. Perjalanan dari Makassar ke
Sulteng sekitar 36jam dengan menggunakan bus, di KPN menyebutnya dengan Tayo,
memang kemaren si tayo lagi tren topik sampai ada yang sakit karena kutukan
hei... Hei... Tayoo 😅.
Selama perjalanan kita berenti sebentar di Sulbar disambut oleh KAKPN Sulbar.
Kita makan siang secara terpimpin di Sulbar, sholat Jumat dan mampir sebentar
ke pantai Manakarra hanya untuk jepret jepret lalu naik lagi ke Tayo masing
masing dan melanjutkan perjalanan kembali. Jarak yang kami tempuh kurang lebih
1000km ya bukan 1000kg. Hanya tayo ku yang mengerti kejadian ini 😂. Tak lama
diperjalanan jeedeeerrr ban tayo ku bocor, kesempatan untuk teman teman yang
mau beli jajan dan ke toilet, tayoku saat itu pintar memilih tempat untuk bocor
😅tau aja disebelah
ada warung buka 😂.
Hehehe. Setelah diperbaiki kita lanjutkan lagi perjalanan dan tibalah di
Sulteng sekitar pukul 3 subuh.
Terlihat
jelas sekali saat tiba disana, bencana pun bisa memilih mana yang ingin
dihancurkan mana yang tidak, mana yang
ingin ditumbangkan dan mana yang tidak, membingungkan tapi itulah kenyataannya.
Zamrud hotel dan resort adalah tempat pertama yang kita singgahi, menjadi
tempat peristirahatan dan menyiapkan segala sesuatu hal untuk masyarakat
disana. Saat disana kita melewati tempat kejadian tsunami yang tak jauh dari
tempat kita menginap, banyak bangunan hancur, masjid mengapung, pergeseran tanah dan air laut pun
sampai ke jalan besar. Banyak tenda pengungsian yang masih berdiri tegak disana
banyak masyarakat yang kehilangan rumah mereka akibat tsunami, gempa dan
likuifaksi. Sehingga dibuatlah rumah sementara untuk mereka. Saat mengunjungi
lokasi peserta tidak diizinkan memegang hp karena sebagian masyarakat disana
masih terpukul atas kejadian yang telah mereka alami, sampai ketika ada tulisan
"Kami sedang berduka, ini bukan tempat rekreasi untuk foto-foto"
jadi
saat ke lokasi likuifaksi kami dibantu panitia untuk beberapa foto dokumentasi.
Pagi sampe sore selama di Palu Sigi dan Donggala kita melakukan kegiatan sosial
bersih bersih pekarangan sekitar masjid dan tempat pengungsian, dan setiap klompok
dibagi ke beberapa titik berbeda, ada yang membuat rumah baca, kesekolah SD,
SMP, SMA dan rumah kebaktian. Kelompokku bersama kelompok 4 dan 5 satu project
di rumah kebaktian dengan tema project yaitu KYMO (Kids Happy Movement). Disana
kita mengajak anak anak bermain sambil belajar agar mereka dapat memulih secara
perlahan atas kejadian yang mereka alami. Setiap masyarakat yang kita temui
disana sangat ramah sekali mungkin karena sudah terbiasa dengan kedatangan
relawan dari nasional dan internasional.
No comments:
Post a Comment