Ravi Janerine Yudyahartin - KETIKA MIMPIKU DIBAYAR TUNAI OLEH TAJ MAHAL





Aku masih sangat ingat bagaimana riuhnya suasana ruangan pada hari itu, hiruk-pikuk, hilir mudik para peserta memenuhi sebagian area di lantai 2 Hotel CK Tanjung Pinang yang menjadi lokasi seleksi. Suasana canggung yang umum dirasakan para peserta yang sebagian besar saling tak mengenal, menjadi awal dari persaudaraan erat kami hingga saat ini. Dimulai dari seleksi pertukaran pemuda ini, mengantarkanku untuk menapakkan kaki di salah satu Negara terbesar di dunia. Jujur, ada rasa antara percaya tak percaya terpilih menjadi delegasi Kepulauan Riau untuk Indonesia dari banyaknya pemuda hebat Kepri lainnya,

Hingga, pertemuan pertama kami pada tanggal 24 April 2018 di Kedutaan Besar India membuat aku benar-benar percaya ini bukan mimpi. Hari dimana kami aku bertemu dengan 24 pemuda hebat Indonesia lainnya yang akan menjadi Indonesia Representative (Wow! Something that I never imagined before). pada program Asean-India Students Exchange Program atau yang lebih dikenal dengan AISEP. Dan pada keesokan harinya kami menjalani Pre Departure Training yang dilaksanakan hingga H-1 keberangkatan. Hal yang mungkin tidak semua peserta dari negara Asean lain dapatkan.



And the story begins..

01 Mei 2018 di Bandara Soekarno-Hatta.

“…..Couple 12”
“Siap! Indonesia Complete”
Ya, kami selalu  melakukan couple check sebelum dan sesudah melakukan kegiatan apa pun itu. Dan itu merupakan couple check pertama kami sebelum bertolak menuju India. Dengan bomber ungu gelap serta pin garuda yang tersematkan di dada, kami menjadi objek dari setiap pasang mata di bandara. Perjalanan kami tempuh dalam 5 jam menuju Mumbai dari bandara transit di KLIA. Dan tak disangka, ternyata delegasi Malaysia juga menaiki pesawat yang sama dengan kami.
Sesampainya di Mumbai, kami ditempatkan di Hotel ITC Grand Central, yang merupakan salah satu hotel bintang 5 dan yang termegah di Mumbai. Kami menginap untuk 2 hari ke depan sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pune. Jam sudah menunjukkan pukul 03.00 waktu setempat ketika kami sampai di hotel dan kami akan melanjutkan kegiatan lagi pada pukul 07.00 pagi.


Kegiatan hari pertama dimulai.
Setiap delegasi dari setiap Negara berkumpul di lobi hotel. Dan pada saat itu lah kami dari 5 (lima) negara Asean ini saling berkenalan. Ya, kami memang dibagi menjadi 2 (dua) tim. Tim 1 (satu) yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Lao PDR, Cambodia dan Brunei akan melakukan kegiatan di Mumbai, Pune, Delhi dan Agra. Sedangkan, Tim 2 (dua) yang terdiri dari Singapore, Vietnam, Thailand, Myanmar dan Philipine akan melakukan kegiatan di Hyderabad, Bangalore, Delhi dan Agra. Keseluruhan tim akan dipertemukan di Delhi pada hari ke-5 dan akan melanjutkan kegiatan bersama hingga kegiatan hari terakhir.
Kunjungan pertama kami adalah Bombai Stock Exchange atau Bursa Efek Bombai. Kami berangkat menggunakan bus yang bermuatan 50 orang. Itu berarti akan ada 2 (dua) negara partisipan dalam satu bus. Saat itu, kami bersama dengan delegasi Brunei dan disitulah awal permulaan kedekatan kami yang terjalin hingga saat ini, sama halnya dengan delegasi Negara lainnya. Selanjutnya, kami melakukan kunjungan ke beberapa universitas ternama, institusi negara, tempat wisata, dan industri yang ada di Mumbai, Pune dan Delhi.
Hari yang dinanti tiba. Tepat pada hari ke-8, kami semua bertolak dari Delhi ke Agra untuk mengunjungi spot wisata ternama yang dikenal oleh seantero dunia. Hampir 4 (empat) jam perjalanan kami lakukan dan semua terbayar lunas ketika bangunan putih nan megah itu begitu jelas di depan mata. Taj Mahal. Wujud rasa cinta sang Raja dari kerajaan Mughal kepada sang istri tercinta. Kami semua berdecak kagum. Sayup-sayup terdengar lantunan adzan disana. Kerinduan kami terhadap suara adzan yang jarang sekali terdengar, mulai sedikit terobati. Tak sedikit dari kami yang menitikkan air mata karena haru, haru karena menjadi membawa nama Indonesia, haru akhirnya bisa menapakkan kaki di salah satu dari 7 keajaiban dunia. India memang luar biasa, batinku. 

India memang terkenal dengan crowded, populasi yang tinggi, polusi dan banyak hal tentang stereotip negative lainnnya. Atau mungkin bukan Negara yang menjadi pilihan untuk dikunjungi. Tapi, AISEP mengubah padanganku terhadap India. Teknologi di India sangat maju, tak jarang dari mahasiswa yang lulus perguruan tinggi di India yang mampu bersaing untuk mendapatkan kursi di Google, Microsoft, NASA dan berbagai institut ternama dunia lainnya. India merupakan sebuah Negara besar yang sangat berpengaruh pada dunia. Ya, sungguh. Bahkan sejak zaman dahulu.
Well, tak sedikit dari kami yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk pertama kali, termasuk aku. Dan semua benar-benar terbayar lunas ketika cop passport pertama kaliku adalah ke sebuah Negara terbesar di Selatan Asia sebagai duta muda untuk Indonesia. Siapa yang akan menyangka, bahwa kepergian pertama kaliku ke luar negeri adalah untuk membawa nama Indonesia, mengenakan jas dengan warna senada, merah putih di dada dan di peci tersemat garuda. Bangga? Tentu iya. Karena, menurutku hanya Paskibra yang bisa mengenakan itu. Dan aku? Bahkan, tinggiku saja belum cukup mampu untuk bisa terseleksi hehe. Dan, sungguh kali ini semua terbayar lunas. LUNAS. Kami menggunakan Attire lengkap, langkah yang seirama dengan suara khas pantofel. Setiap mata berdecak kagum. “Indonesian delegates, you are look so great. Like flight attendant” ujar salah satu temanku dari Laos kala itu. What a sweet memories :’)
PPAN bukan hanya suatu kebanggaan, namun juga kontribusi kepada masyarakat, daerah dan Negara.

“Everyone can be a tourist. But, being a youth ambassador of Indonesia abroad is a different story.”

PCMI Kepri

No comments:

Post a Comment